Lombok Tengah: Perpaduan sempurna antara alam, budaya, dan olahraga

Lombok Tengah: Perpaduan sempurna antara alam, budaya, dan olahraga

Paraglider terbang di kawasan Sky Lancing, kabupaten Lombok Tengah, provinsi Nusa Tenggara Barat

Cuaca cerah namun berawan kembali melanda Lancing Hills,Desa Mekarsari, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tak jauh dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

Di atas bukit yang berangin itu, sejumlah wisatawan terlihat bersiap terbang bersama atlet paralayang dan menikmati panorama perbukitan, pantai, dan laut.

Berkat keindahannya, Lancing Hills menjadi magnet wisata tersendiri di Lombok Tengah. Bukit itu populer di kalangan penggemar paralayang karena ketinggiannya, cuaca yang berangin, dan kedekatannya dengan Pantai Kuta yang berpasir putih nan eksotis.

Tak heran, tempat wisata itu juga dikenal dengan sebutan Sky Lancing.

Paralayang merupakan salah satu jenis olahraga udara yang mengharuskan para atletnya melompat menggunakan parasut dari dataran tinggi ke udara, baik untuk tujuan rekreasi maupun kompetisi.

Di Sky Lancing, wisatawan ditawarkan kesempatan untuk terbang bersama pilot paralayang profesional untuk melihat tidak hanya Pantai Kuta tetapi juga Pantai Selong Belanak, Pantai Mawun, Pantai Tampa, Pantai Torok Aik Belek, dan hamparan luas Samudra Hindia.

Sky Lancing bukan satu-satunya tujuan yang ditawarkan Lombok Tengah bagi mereka yang ingin melepaskan diri dari kepenatan dan rutinitas. Distrik asal Bandara Internasional Lombok juga menawarkan sejumlah pantai pasir putih seperti Kuta dan desa wisata unik Sade.

Desa Sade terletak di Rembitan, Kecamatan Pujut, hanya beberapa ratus meter dari KEK Mandalika yang terkenal.

Permata wisata ini terkenal dengan rumah-rumah tradisional suku Sasak yang dibangun menggunakan bambu, tanah liat, dan rumput liar. Menariknya, penduduk setempat menggunakan kotoran sapi atau kerbau untuk membersihkan lantai rumah mereka.

Sebagian besar penduduk desa bergantung pada pendapatan yang mereka hasilkan dari menenun, keterampilan yang telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Produk tenun dijual di dalam desa.

Masyarakat Sasak juga dikenal dengan “Bau Nyale”, sebuah kegiatan adat yang berkutat pada penangkapan cacing laut yang diyakini sebagai jelmaan Putri Mandalika.

Cacing-cacing tersebut hanya muncul sekali dalam setahun, biasanya pada bulan Februari atau Maret. Tradisi ini biasanya dilakukan di Pantai Seger, KEK Mandalika.

KEK ini juga menawarkan atraksi wisata olahraga di Sirkuit Internasional Mandalika yang telah menjadi tuan rumah berbagai ajang balap nasional dan internasional, termasuk MotoGP Indonesia edisi 2022, 2023, dan 2024.

Perlu diketahui, MotoGP Mandalika 2024 yang digelar pada 27–29 September lalu mencatat total penonton sebanyak 120 ribu orang. Hal ini menjadi bukti keberhasilan pemerintah Indonesia dalam memperkenalkan dan mengembangkan wisata olahraga di Tanah Air.

Jumlah penonton tahun ini jauh melampaui jumlah penonton tahun 2022 dan 2023 yang masing-masing mencapai 102.801 dan 102.929 penonton.

Berdasarkan kontrak yang ditandatangani dengan Dorna Sports, Sirkuit Internasional Mandalika akan tetap menggelar balapan MotoGP setidaknya hingga 2031. Balapan berikutnya dijadwalkan pada 3-5 Oktober tahun depan.

Selain kejuaraan balap motor bergengsi tersebut, sirkuit ini juga telah menjadi tuan rumah berbagai ajang internasional, regional, dan nasional, seperti Kejuaraan Dunia Superbike, Asian Talent Cup, Asian Road Racing Championship, dan Mandalika Racing Series.

Bagi Anda yang datang dari arah selatan Lombok Tengah untuk menyaksikan balapan MotoGP, Anda dapat memanfaatkan kunjungan Anda dengan menjelajahi dan menikmati pemandangan indah yang ditawarkan oleh tempat wisata terdekat, seperti Pantai Kuta, Bukit Merese, serta Bukit dan Pantai Seger.

Lokasi wisata tersebut hanya berjarak 15 menit dari sirkuit melalui jalur darat.

Lombok Tengah merupakan salah satu dari lima wilayah administratif yang membentuk Pulau Lombok, yang merupakan salah satu dari dua pulau besar di Provinsi NTB. Kabupaten yang beribukota di Praya ini dihuni sekitar 1,09 juta jiwa.

Tahun ini, Pemprov NTB menargetkan sedikitnya 2,5 juta wisatawan. Hingga September, jumlah wisatawan sudah menembus angka 2 juta. Wisata alam, budaya, dan olahraga menjadi penyumbang utama jumlah wisatawan di provinsi ini.

Lombok Tengah memang memiliki potensi besar untuk bertransformasi menjadi destinasi wisata bertaraf dunia, berkat beragamnya destinasi wisata yang ditawarkan.

Namun, penting bagi pemerintah pusat dan daerah untuk tetap memperhatikan pentingnya menyediakan dan memelihara sarana dan prasarana yang memadai dan layak untuk memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*