
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menggunakan sistem Sirekap sebagai alat bantu penghitungan suara yang tersambung dengan server KPU RI di Kantor KPU Jakarta Timur , Jakarta, Senin (18/12/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom/aa.
Eksekutif Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM)mendukung Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang akan kembali menggunakan sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) pada Pilkada 2024.
Deputi Sekretaris CfDS UGM Iradat Wirid dalam keterangannya di Yogyakarta, Kamis, mengatakan Sirekap merupakan perangkat yang baik untuk menunjang akuntabilitas pelaksanaan pemilu.
“Sirekap ini adalah alat yang bagus karena hasil pemilu menjadi transparan dan semua orang dapat melihat hasil pemungutan suara secara real time, berbeda dengan sebelumnya yang perlu menunggu lama untuk melihat hasilnya,” ujar dia
Meskipun bagus, Iradat mengatakan KPU juga perlu menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa data yang ada pada Sirekap bukanlah hasil akhir karena masih akan direkapitulasi secara berjenjang.
Selain itu, menurut dia, beberapa hal perlu ditingkatkan demi mendukung penggunaannya di lapangan, seperti penyediaan akses internet untuk mengunggah data.
Akses internet ini, kata dia, bisa disediakan langsung di setiap tempat pemungutan suara (TPS) atau KPU dapat menyediakan pos-pos yang menyediakan layanan internet, sehingga data yang tersimpan di server offline dapat dikirimkan.
“Hal lain yang perlu dilakukan KPU dalam menyiapkan Sirekap adalah sosialisasi dan bimbingan teknis bagi petugas tempat pemungutan suara, sehingga paham penggunaan aplikasinya,” ujar dia.
Sosialisasi terkait Sirekap, menurut dia, perlu dilakukan lebih awal sebab pada Pemilu 2024 beberapa daerah baru mendapatkan sosialisasi sepekan sebelum penyelenggaraan.