Stabilitas stok beras Indonesia patut dicontoh di tengah krisis pangan global

Stabilitas stok beras Indonesia patut dicontoh di tengah krisis pangan global

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat wawancara doorstop di Jakarta, Rabu (19 Februari 2025).

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyoroti stabilitas stok beras Indonesia sebagai contoh di tengah krisis pangan yang terjadi di negara tetangga seperti Filipina dan Malaysia.

“Jangan sampai masyarakat mengantre beras seperti di Filipina, atau panik seperti di Malaysia dan Jepang. Dengan cadangan yang cukup dan sistem distribusi yang tangguh, Indonesia menjadi contoh ketahanan pangan dunia,” tegas Sulaiman dalam keterangannya, Jumat.

Meski demikian, Indonesia harus terus mempercepat upaya mencapai swasembada beras dan memperkuat cadangan pangan nasional untuk mengatasi krisis pangan global akibat krisis iklim dan tantangan distribusi.

He menegaskan, kepanikan yang dirasakan Filipina, Jepang, dan Malaysia menjadi “wake up call” bagi Indonesia untuk bertindak lebih cepat dalam menjaga ketahanan pangan.

Menteri tersebut menyoroti keputusan otoritas Jepang untuk melepaskan, untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka, 210 ribu ton beras dari cadangan beras daruratnya yang berjumlah satu juta ton karena kenaikan harga beras di negara tersebut.

“Harga beras di Jepang naik 82 persen dalam satu tahun dari ¥2.023/kg menjadi ¥3.688/kg. Ini merupakan konsekuensi langsung dari gelombang panas ekstrem yang mengganggu produksi dan distribusi,” kata Sulaiman.

Sementara itu, menteri tersebut mencatat bahwa di Malaysia, kelangkaan beras telah memicu kepanikan di antara masyarakat karena menipisnya stok menyebabkan kenaikan harga, sementara biaya beras impor telah memberikan beban tambahan bagi masyarakat.

“Kondisi di Malaysia menunjukkan bahwa gangguan pada stok pangan dapat menyebabkan keresahan sosial. Pangan bukan hanya kebutuhan dasar bagi masyarakat tetapi juga faktor kunci dalam stabilitas nasional,” tegasnya.

Ia mengatakan bahwa pemerintah Filipina mengumumkan keadaan darurat pangan sejak Februari 2025 karena kenaikan harga beras yang signifikan, khususnya mencatat kenaikan inflasi beras sebesar 24,4 persen, yang merupakan angka tertinggi yang tercatat dalam 15 tahun.

Ia menyatakan, kasus di negara tetangga menunjukkan perlunya jaminan stok beras. Ia menambahkan, Indonesia harus memperkuat produksi beras dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor beras secara bertahap.

Apalagi, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2025, harga beras medium di Indonesia berada di angka Rp13-14 ribu per kg, lebih rendah dari harga tertingginya pada 2024 sebesar Rp16 ribu.

Untuk menjaga stok beras dan stabilitas harga, Sulaiman mengatakan Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan Bulog untuk membeli tiga juta ton beras dari petani. Langkah itu disebutnya “strategis”.

“Dengan pembelian dalam jumlah besar ini, kami tidak hanya memastikan petani mendapatkan harga yang wajar, tetapi juga membantu negara memperkuat stok beras di tengah dinamika global,” kata Mendag.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*